CONTOH TEKS CERPEN
Hutan Sama Dengan Kita
Para warga di Desa Rindang Asri, heboh saat
mendengar berita bahwa hutan di belakang Desa Rindang Asri akan dirusak atau
ditebangi dan akan dijadikan kawasan perumahan elit. Para warga di desa
tersebut menolak hal tersebut, mereka bersikeras untuk mempertahankan hutan
yang ada di belakang Desa Rindang Asri. Pak Hasan selaku ketua RT di Desa
Rindang Asri berusaha menenangkan para warga agar tidak terpancing emosi.
“Saudara-saudara
ku, saya harap kalian tenang dan jangan bertindak tergesa-gesa.” Ucap Pak Hasan
di depan para warganya.
“Kami sudah tidak
sabar lagi pak, kami ingin berdemo agar proyek pembangunan perumahan elit
tersebut dibatalkan.” Sahut salah satu warganya.
“Iya Pak Yudi,
saya tahu bahwa kita disini tidak menginginkan hal tersebut terjadi, karena
hutan tersebut juga berperan penting dalam kehidupan warga di Desa Rindang
Asri. Nanti saya akan bicara kepada pihak yang ingin membangun perumahan elite
tersebut. Sekarang saya harap bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian silahkan bubar.”
Jawab Pak Hasan
Kemudian para warga membubarkan diri
sendiri-sendiri. Pak Hasan dan Pak Yudi segera bergegas menemui Pak Jordy. Pak
jordy inilah yang ingin membangun perumahan elit di hutan belakang Desa Rindang
Asri, ia mengontrak di salah satu rumah di desa tersebut sejak 1 bulan yang
lalu. Pak jordy selalu mamantau keadaan hutan tersebut. Pak Hasan dan Pak Yudi
pun sampai didepan rumah kontrakannya Pak Jordy.
“Permisi Pak
Jordy (sambil mengetuk pintu).” Ucap Pak Hasan.
“(Pak Jordy membuka
pintu) Iya ada apa ya Pak Hasan?” jawab Pak Jordy.
“Begini Pak
Jordy, saya dan Pak Yudi datang kemari untuk meminta bapak agar proyek
pembangunan perumahan elite dibatalkan, karena para warga tidak setuju. Para
warga ingin melestarikan hutan tersebu pak.” Jawab Pak Hasan.
“Oh, tidak bisa
begitu pak, tanah tersebut sudah saya beli pak. Jadi, itu hak saya untuk
membuat hutan itu mau jadi apa.” Ucap Pak Jordy dengan emosi.
Pak Hasan dan Pak Yudi kemudian diusir dari
kediaman Pak Jordy. Pak Jordy tetap ingin melanjutkan proyek tersebut.
Satu hari kemudian, datanglah alat-alat berat milik
Pak Jordy yang ingin digunakan untuk meratakan hutan yang ada di belakang Desa
Rindang Asri. Para warga sangat geram dengan sikap Pak Jordy yang tidak mau
menghentikan proyeknya. Meraka membuat blokade jalan menuju hutan dengan kayu
agar tidak dapat dilewati alat-alat berat milik Pak Jordy.
“Hei, para warga
mengapa kalian memblokade jalan menuju hutan?” Ucap Pak Jordy dengan keras.
“Kami tidak rela
bila hutan kami harus dirusak dan dijadikan perumahan elit.” Sahut para warga.
“ini tanah sudah
saya beli, jadi tanah tersebut sudah milik saya. Mau diapakan terserah saya.”
Jawab Pak Jordy dengan rasa emosi.
Pak Hasan pun datang ke tempat tersebut. Ia
berusaha untuk melerai pertikaian tersebut. Namun, kedua belah pihak tidak ada
yang mau mengalah. Pak Hasan merasa kebingunan saat mengatasi masalah tersebut.
“Saudara-saudara
ku betul yang dikatakan Pak Jordy bahwa tanah tersebut sudah milik beliau, maka
itu terserah beliau mau diapakan hutan tersebut.” Ucap Pak Hasan.
Para warga pun kecewa atas pernyataan Pak Hasan,
mereka kemudian menyingkirkan kayu yang ada ditengah jalan dan kemudian
membubarkan diri. Alat-alat berat tersebut kemudian masuk ke hutan satu per
satu. Pak Hasan dan para warga hanya bersikap pasrah melihat hutan tersebut
mulai dirusak dan diratakan oleh alat-alat berat.
Berselang tiga hari, proyek tersebut berhenti
karena alat-alat berat tersebut tiba-tiba rusak semua. Pak Jordy menuduh Pak
Yudi sebagai otak pelaku perusakan alat-alat berat miliknya.
“Siapa yang telah
merusak alat-alat berat milik saya ini?” tanya Pak Jordy kepada warga dengan
penuh emosi.
Para warga pun diam, mereka merasa tidak pernah
merusak alat-alat berat milik Pak Jordy.
“Hei Pak, jangan
asal nuduh kalau tidak ada buktinya, mungkin alat-alat berat tersebut sudah tua
dan tidak layak pakai makanya rusak.” Sahut Pak Yudi dengan keras.
Pak Jordy ingin menuntut Pak Yudi, karena ia
menganggap Pak Yudi adalah otak dari permasalahan. Ia ingin memperkarakan
masalah ini ketingkat meja hijau. Namun, Pak Yudi masih tidak terima dengan
tuduhan tersebut, ia ingin mencari tau kebenarannya.
Selang satu hari, Pak Yudi melihat ada keanehan
kerusakan pada alat-alat berat tersebut. Pak Yudi merasa kalau kerusakan
tersebut sengaja dibuat, tapi ia belum tahu siapa yang membuat. Malam ini ia
ingin mengamati disekitar alat-alat tersebut. Ternyata benar, ia melihat Pak
Jordy sedang berbicara sama 2 orang yang membawa palu yang berukuran cukup
besar di dekat alat-alat berat tersebut. Setelah beberapa menit, Pak Jordy pun
pergi meninggalkan kedua orang tersebut. Pak Yudi curiga dengan tingkah laku
Pak Jordy. Pak Yudi masih mengamati kedua orang tersebut dan tiba-tiba kedua
orang tersebut lansung merusak alat-alat berat tersbut. Pak Yudi pun kaget
meliihat hal tersebut, kemudian ia foto tindakan tersebut dan segera
memperlihatkannya kepada Pak Hasan.
Sesampainya di rumah Pak Hasan, Pak Yudi langsung memperlihatkan foto
tersebut kepada beliau. Pak Hasan kaget melihat foto tersebut. Pak Yudi
menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Pak Hasan, namun Pak Hasan masih
tidak percaya kalau yang melakukan adalah Pak Jordy.
“Pak Hasan, saya
sudah tahu siapa yang sudah merusak alat-alat berat tersebut. Pak Jordy lah
pelakunya.” Ucap Pak Yudi.
“ Pak Yudi jangan
sembarangan nuduh kalau Pak Jordy pelakunya, kalau belum menemukan bukti yang
akurat. Itukan alat-alat beratnya dia masak Pak Jordy merusak alat-alat
beratnya sendiri.” Jawab Pak Hasan.
“Ini Pak Hasan
buktinya (sambil memperlihatkan fotonya).” Sahut Pak Yudi.
“Astagfirullah,
ternyata benar Pak kalau yang merusak adalah Pak Jordy pemiliknya sendiri.
Kenapa Pak Jordy tega menuduh Anda yang telah melakukan hal tersebut?” Tanya
Pak Hasan.
“Saya juga belum
tahu pasti Pak, motif Pak Jordy melalukan hal tersebut.” Jawab Pak Yudi.
“Kalau begitu
mari Pak kita kerumah Pak Jordy untuk mengklarifikasi masalah ini.”Ucap Pak
Hasan. (Pak Hasan dan Pak Yudi pun langsung bergegas menuju kerumah Pak Jordy).
Dilain sisi kabar buruk menimpa Pak Jordy, rekan
bisnisnya membatalkan kerja sama dengannya. Pak Jordy pun kebingungan karena ia
sudah menggarap ¼ dari proyeknya.
“Aku harus bagaimana ini, mana mungkin proyek
tersebut dapat selesai kalau tidak ada kerja sama dengan orang lain.” Ucap Pak
Jordy dalam hati.
Pak Hasan dan Pak Yudi serta para warga Desa
Rindang Asri pun sampai di depan rumah Pak Jordy. Para warga ingin Pak Jordy
angkat kaki dari desa meraka, karena sudah bertindak tidak baik kepada warga
Desa Rindang Asri.
“Pak Jordy keluar, Pak Jordy Keluar...” Ucap para
warga dengan penuh emosi. Pak Jordy pun keluar dari rumahnya.
“Ada perlu apa bapak-bapak dan ibu-ibu datang
kemari?” Tanya Pak Jordy dengan perasaan sedih.
“Kami mau Pak Jordy angkat kaki dari desa kami.”
Jawab para warga dengan keras.
“Tenang para warga, kita dapat bicarakan ini dengan
baik-baik. Jangan pakai emosi.” Ucap Pak Hasan dengan penuh bijaksana.
“Pak Jordy, apakah anda yang telah merusak
alat-alat berat tersebut.” Tanya Pak Hasan.
“Betul Pak Hasan, saya lah yang telah merusak
alat-alat berat tersebut. Saya rusak karena saya ingin menyingkirkan Pak Yudi,
karena saya merasa Pak Yudi adalah penghalang dari proyek yang saya buat. Jadi,
saya lah yang memfitnah Pak Yudi sebagai pelaku dari masalah tersebut. Untuk
itu saya minta maaf kepada semua warga dan khususnya Pak Yudi. Serta proyek
tersebut tidak dapat diselesaikan karena rekan bisnis saya membatalkan kerja
sama dengan saya.” Jawab Pak Jordy dengan perasaan takut.
Pak Yudi pun marah besar dan ingin memukul Pak
Jordy. Namun, berhasil dicegah oleh Pak Hasan.
“Udah-udah Pak Yudi jangan terlalu emosi, Pak Jordy
kan sudah minta maaf kepada kita semua atas tindakan yang dia perbuat. Mungkin
itu balasan dari Yang Maha Kuasa atas tindakan Pak Jordy yang kurang baik
terhadap warga desa Rindang Asri.” Jawab Pak Hasan.
“Mungkin Pak Hasan, saya akan segera bertobat dan
memohon ampun kepada-Nya.” Jawab Pak Jordy.
“Para warga sekalian, kita harus saling menjaga dan
melindungi serta tidak merusak apa yang telah diciptakan oleh-Nya, karena kita
semua adalah sama-sama makhluk ciptaan-Nya.” Ucap Pak Hasan dengan sangat
bijaksana.
Kemudian para warga membubarkan diri
sendiri-sendiri.
Wah2, Ternyata Dia Sendiri Yang Merusak
ReplyDeletebegitulahh gans wkwkw
Delete